Citayem Fashion week tuai pro dan kontra!

Citayem Fashion week tuai pro dan kontra!

Citayem Fashion week tuai pro dan kontra!

Citayem Fashion Week

Fenomena Citayem Fashion Week masih ramai diperbincangkan hingga saat ini. Fenomena pekan mode Citayem menjadi tren, membuat zebra cross di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat menjadi panggung catwalk dadakan.

Lantas bagaimana reaksi para karakter tersebut terhadap fenomena Citayem Fashion Week? Lihat informasi lengkapnya di bawah ini.

Sebelum membahas reaksi para tokoh, ada baiknya mengetahui awal mula fenomena pekan mode Citayem. Fenomena pekan mode Citayam berawal dari video viral yang beredar di media sosial TikTok dan Instagram menampilkan wawancara dengan remaja yang berkumpul di kawasan Dukuh Atas. Diketahui banyak remaja yang berasal dari Citayam-Bojong Gede.

Selain wawancara kocak, sejumlah video memperlihatkan remaja-remaja dari Citayam-Bojong Gede mengenakan berbagai pakaian bergaya modern-chic, berpose seperti balita. Dari sinilah istilah “Citayem Fashion Week” berasal.

Fenomena Citayem Fashion Week semakin ramai dan populer. Aksi ABG ‘SCBD’ atau Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok membuat zebra cross di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat menjadi catwalk dadakan.
Jokowi di Fenomena Pekan Mode Citayam

Presiden Joko Widodo juga angkat bicara menanggapi fenomena pekan mode Citayam di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat. Menurutnya, selama aktivitasnya aktif, seharusnya tidak menjadi masalah.

“Selama itu positif, saya rasa tidak masalah. Jangan membesar-besarkan, hal-hal positif akan didukung dan didorong,” kata Jokowi, Sabtu (23), usai mengikuti acara Hari Anak Nasional di Bogor. Kebun Raya./2022)

 

Jokowi juga mengatakan perilaku tersebut merupakan bentuk kreativitas dan tidak boleh dilarang. Namun, ia juga mengingatkan agar para remaja yang mengikuti fenomena pekan mode Citayam tidak melanggar aturan.

Untuk fenomena Citayam Fashion Week, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Ahmad Riza Patria meminta agar acara tersebut tidak digelar setiap hari. Ia berharap para ABG “SCBD” tidak pulang larut malam saat nongkrong di Dukuh Atas.

“Tapi yang lebih penting anak-anakku, sekarang sekolah sudah buka. Jadi tolong jangan lakukan peragaan busana setiap malam. Kalau setiap malam, kapan belajarnya,” kata Rizapatria Sabtu di Balai Kota Jakarta Pusat kepada wartawan. 23/23). 7/2022).

Riza sedih melihat remaja SCBD pulang larut malam untuk tidur di kawasan Dukuh Atas karena ketinggalan kereta. Menurutnya, orang tua ABG pasti patah hati karena terlambat menunggu anaknya pulang.

Ia juga mengatakan akan senang jika Jakarta menjadi tempat bermain dan dikunjungi remaja dari berbagai daerah. Namun, Riza mengimbau para remaja untuk menyeimbangkan waktu bermain dan waktu belajar.

Menurut Kak Seto pada Fenomena Citayem Fashion Week

Seto Mulyadi atau Kak Seto, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), meninjau langsung kawasan Dukuh Atas di Jakarta Pusat, tempat digelarnya Citayam Fashion Week. Kak Seto menganggap ABG ‘SCBD’ penuh dengan kreativitas.

“Menurut kami adik-adik di sini adalah anak-anak yang memiliki potensi dan kreativitas, mereka penuh dengan ide-ide cemerlang, bisa mengguncang Indonesia dengan kreativitas para adik-adik, dan mereka bisa menggunakan karya mereka khususnya di bidang pendidikan. Fashion,” kata Kak Seto dari Dusun Atas di Jakarta Pusat, Sabtu (23 Juli 2022).

Meski begitu, Kak Seto mengimbau para remaja untuk tetap mengikuti protokol kesehatan. Dia juga mengingatkan mereka untuk bubar sebelum terlambat.

Kak Seto juga menghimbau kepada para remaja untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif. Ia mengatakan, pihaknya akan terus memantau aktivitas para pemuda di kawasan Dukuh Atas. Menurutnya, para remaja ini adalah pemimpin masa depan.

Luluk Dwi Kumalasari, S.Sos, .M.Si, Dosen Sosiologi Universitas Muhammad Malang (UMM), juga menanggapi fenomena Citayam Fashion Week. Menurutnya, fenomena ini adalah sesuatu yang terjadi secara alami. Hal ini didasarkan pada naluri manusia untuk bersosialisasi dan membentuk kelompok menurut karakteristik dan tujuan tertentu.

“Komunitas ini terdiri dari beberapa anak muda yang tinggal di kawasan Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok. Sebagai buffer zone di ibu kota, anak-anak muda ini lebih kreatif di industri fashion. Saya melihat kehadiran Citayam di dunia fashion. Chow adalah cara anak muda mengekspresikan diri secara jujur ​​melalui fashion,” kata Luluk dalam laman resmi UMM, dikutip detikEdu, Selasa (19/7/2022).

Selain perkembangan tren fesyen, perkembangan media sosial khususnya TikTok juga turut mempengaruhi tren tersebut, terang Ketua Program Penelitian (Kaprodi) Sosiologi UMM. Remaja di Citayam Fashion Week menggunakan media sosial untuk menjadi terkenal dan menghasilkan uang.

 

Ini akhirnya melahirkan banyak selebriti Instagram dan TikTok seperti Jeje, Bonge, Kurma, dan Roy.

Berikut adalah rangkaian informasi mengenai reaksi data fenomena Citayam Fashion Week. Tidak dapat disangkal bahwa fenomena fashion week Citayam semakin ramai hingga menjadi trend baru, dan tentunya banyak menimbulkan pro dan kontra.

Comments are closed.